Thursday, December 09, 2004

JADIKAN SUMPAH PEMUDA "MOMENT" UNTUK INSTROPEKSI

Jakarta, 26/10 (ANTARA) -

Sejumlah pemuda Indonesia yang bergerak di bidang pelestarian lingkungan hidup mengatakan, peringatan Sumpah Pemuda adalah suatu "moment" yang tepat untuk instropeksi diri dan memperkuat barisan persatuan, suatu simbol pengingat bagi bangsa Indonesia tentang makna persatuan.

"Jika dulu tidak pernah ada Sumpah Pemuda dan peringatan 28 Oktober tidak lagi bermakna, maka Indonesia khususnya generasi mudanya tidak akan pernah punya moment yang tepat untuk memaknai arti persatuan," kata Ketua Lembaga Studi Ular, Sioux, Aji Rachmat Purwanto kepada ANTARA, di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, peringatan Sumpah Pemuda lebih dari sekadar acara seremonial, tetapi hendaknya memberikan suatu memori kilas balik yang cukup berkesan tentang persatuan dimana semua elemen menyatakan sikap untuk satu tekad.
"Seharusnya inti Sumpah Pemuda yang mempersatukan bangsa ini tidak hanya kepada generasi muda, tapi juga para tokoh dan pemimpin generasi tentang keberadaan tanah, air, udara dan rasa persatuan yang harus dijaga setelah 28 Oktober 1928," ujar pria yang juga aktif di kegiatan Pramuka itu.
Oleh karena itu, dia menambahkan, tidak ada salahnya apabila Sumpah Pemuda juga digunakan sebagai moment instropeksi tentang permasalahan lingkungan yang cukup kompleks di Indonesia.

Hal senada juga dikatakan oleh Herry Mulyono, pimpinan tim penyelam Sea World Indonesia ketika mengibarkan bendera merah putih terbesar di aquarium utama Sea World, 17/8.
"Generasi muda sebaiknya melakukan sesuatu, agar apa yang telah diperoleh generasi sebelumnya tidak sia-sia. Tidak ada salahnya Sumpah Pemuda menjadi suatu moment untuk mengukur keberhasilan yang telah dicapai." Saya tahu, ada begitu banyak masalah di Indonesia, tetapi masalah pelestarian lingkungan hidup juga tidak kalah penting, jadi perlu diperhatikan juga, katanya.

Menurut Herry, permasalahan tentang lingkungan hidup sesungguhnya tertuang juga pada piagam Sumpah Pemuda yang menyatakan tentang satu bangsa dan satu tanah air.
"Itulah sebabnya perlu mengenalkan lingkungan, khususnya biota laut pada anak-anak sedini mungkin untuk menumbuhkan rasa cinta akan lingkungan," kata Herry.

Aji juga mengatakan, keberlangsungan lingkungan hidup sangat tergantung dari komitmen dan tekad bersama seluruh elemen bangsa, entah itu yang baru belajar atau pun yang sudah veteran.
Semua harus memahami bahwa lestarinya alam tidak hanya dibebankan pada kalangan pecinta lingkungan dan jajaran birokrat saja, tetapi semua pihak harus menyadari, melakukan proses belajar bersama yang sinergi untuk menghindari kerusakan lingkungan hidup akibat ulah manusia sendiri.
"Jadi mungkin saat ini perlu juga dilakukan penyamaan sikap dan semangat, mungkin dengan memaknai Sumpah Pemuda sebagai satu landasan moral yang kokoh untuk menyelamatkan lingkungan agar generasi - generasi ke depan dapat semakin peduli pada lingkungan," kata Aji.

No comments: