Wednesday, June 21, 2006

"Tujuh Keajaiban Dunia"

Sekelompok pelajar kelas geografi belajar mengenai "Tujuh Keajaiban Dunia".

Pada akhir pelajaran, pelajar tersebut diminta membuat daftar apa yang mereka pikir merupakan "Tujuh Keajaiban Dunia" saat ini.

Walaupun ada beberapa ketidaksesuaian, sebagian besar daftar berisi :
1. Piramida Besar di Mesir
2. Taj Mahal
3. Grand Canyon
4. Candi Borobudur
5. Panama Canal
6. Empire State Building
7. Tembok China


Ketika mengumpulkan daftar pilihan, sang guru memperhatikan seorang murid, gadis yang pendiam, yang belum mengumpulkan tugasnya. Lalu, sang guru bertanya kepadanya apakah dia mempunyai kesulitan dengan daftarnya.

Gadis pendiam itu menjawab, "Ya, sedikit. Saya tidak bisa memilih karena sangat banyaknya. " Sang guru berkata, "Baik, katakan pada kami apa yang kamu miliki, dan mungkin kami bisa membantu memilihnya."

Gadis itu ragu sejenak, kemudian membaca,"Saya pikir Tujuh KeajaibanDunia adalah :
1. Bisa bersyukur
2. Bisa merasakan
3. Bisa tertawa
4. Bisa mendengar

Dia ragu lagi sebentar, dan kemudian melanjutkan...
5. Bisa berbagi
6. Bisa mencintai
7. Dan bisa dicintai

Ruang kelas tersebut sunyi seketika ....
Alangkah mudahnya bagi kita untuk melihat pada eksploitasi manusia dan menyebutnya "keajaiban" sementara kita lihat lagi semua yang telah Tuhan lakukan untuk kita, menyebutnya sebagai "biasa".

Semoga Anda hari ini diingatkan tentang segala hal yang betul-betulajaib dalam kehidupan anda. Bersyukurlah untuk apa yg telah andadapatkan sampai saat ini, karena sesungguhnya semua itu merupakan suatu keajaiban.

Baju-Baju Yang Menipu

Seorang wanita yang mengenakan gaun pudar menggandeng suaminya yangberpakaian sederhana dan usang, turun dari kereta api di Boston, dan berjalan dengan malu-malu menuju kantor Pimpinan Harvard University.

Mereka meminta janji.Sang sekretaris Universitas langsung mendapat kesan bahwa mereka adalah orang kampung, udik, sehingga tidak mungkin ada urusan di Harvard dan bahkan mungkin tidak pantas berada di Cambridge. "Kami ingin bertemu Pimpinan Harvard", kata sangpria lembut. "Beliau hari ini sibuk," sahut sang Sekretaris cepat."Kami akan menunggu," jawab sang Wanita.Selama 4 jam sekretaris itu mengabaikan mereka, dengan harapan bahwa pasangan tersebut akhirnya akan patah semangat dan pergi. Tetapi nyatanya tidak. Sang sekretaris mulai frustrasi, dan akhirnya memutuskan untuk melaporkan kepada sang pemimpinnya.

"Mungkin jika Anda menemui mereka selama beberapa menit, mereka akan pergi," katanya pada sang Pimpinan Harvard. Sang pimpinan menghela nafas dengan geram dan mengangguk. Orang sepenting dia pasti tidak punya waktu untuk mereka.
Dan ketika dia melihat dua orang yang mengenakan baju pudar dan pakaian usang diluarkantornya, rasa tidak senangnya sudah muncul. Sang Pemimpin Harvard, dengan wajah galak menuju pasangan tersebut.

Sang wanita berkata padanya, "Kami memiliki seorang putra yang kuliah tahun pertama di Harvard. Dia sangat menyukai Harvard dan bahagia di sini.
Tetapi setahun yang lalu, dia meninggal karena kecelakaan. Kami ingin mendirikan peringatan untuknya, di suatu tempat di kampus ini. bolehkan?" tanyanya, dengan mata yang menjeritkan harap.

Sang Pemimpin Harvard tidak tersentuh, wajahnya bahkan memerah. Dia tampak terkejut. "Nyonya," katanya dengan kasar, "Kita tidak bisa mendirikan tugu untuk setiap orang yang masuk Harvard dan meninggal. Kalau kita lakukan itu, tempat ini sudah akan seperti kuburan."
"Oh, bukan," Sang wanita menjelaskan dengan cepat, "Kami tidak ingin mendirikan tugu peringatan. Kami ingin memberikan sebuah gedung untuk Harvard."Sang Pemimpin Harvard memutar matanya. Dia menatap sekilas pada baju pudar dan pakaian usang yang mereka kenakan dan berteriak, "Sebuah gedung?!

Apakah kalian tahu berapa harga sebuah gedung ?! Kami memiliki lebih dari 7,5 juta dolar hanya untuk bangunan fisik Harvard."Untuk beberapa saat sang wanita terdiam. Sang Pemimpin Harvard senang. Mungkin dia bisa terbebas dari mereka sekarang. Sang wanita menoleh pada suaminya dan berkata pelan, "Kalau hanya sebesar itu biaya untuk memulai sebuah universitas, mengapa tidak kita buat sendiri saja ?"
Suaminya mengangguk. Wajah sang Pemimpin Harvard menampakkan kebingungan.

Mr. dan Mrs. Leland Stanford bangkit dan berjalan pergi, melakukan perjalanan ke Palo Alto, California, di sana mereka mendirikan sebuah Universitas yang menyandang nama mereka, sebuah peringatan untuk seorang anak yang tidak lagi diperdulikan oleh Harvard.

Universitas tersebut adalah Stanford University, salah satu universitas favorit kelas atas di AS.Kita, seperti pimpinan Hardvard itu, acap silau oleh baju, dan lalai. Padahal, baju hanya bungkus, apa yang disembunyikannya, kadang sangat tak ternilai. Jadi, janganlah kita selalu abai, karena baju-baju, acap menipu.